23.11.10

GF Gowes To Singapore 19 - 21 Nov 2010

Peserta :
Micky, Robert Liong, Santoso Yap, Ferry David, Henry “Boling” Suyono, Riva, Manli

Atas desakan dan intimidasi dari para Senior GF (karena saya paling Junior hehehehe), maka kali ini saya mencoba untuk menulis event GF Gowes ke Singapore. Tidak pernah terlintas sedikit pun dalam benak saya untuk bersepeda di luar negeri (khususnya Singapore) dengan membawa sepeda sendiri dari Jakarta. Bahkan beberapa Senior GF yang sudah pernah tinggal lama disana sekalipun tidak pernah bermimpi untuk bersepeda ria disana.

Ide gowes ke Singapore muncul seketika dari obrolan di group BB (baca BlackBerry). Salah satu member mengusulkan agar GF Go International. Pilihan jatuh ke Singapore karena selain dekat juga beberapa GF’ers sudah hafal seluk beluk jalan di Singapore. Setelah melalui diskusi yang sengit maka event ditetapkan tanggal 19-21 November 2010. Event ini menguras waktu dan pikiran karena baru pertama kali event GF dilakukan di luar negeri. Segala persiapan mulai dari tiket, akomodasi, track, cara packing bike, sampai jadwal dan lokasi wisata kuliner sudah dilakukan mulai dari bulan Agustus 2010. Awalnya event ini diikuti 10 orang, tetapi karena satu dan lain hal yang tetap berangkat tinggal 7 orang. Kalo biasanya disetiap event GF selalu mencari Fun (mencari kesenangan), Narsis (berphoto ria), dan Kuliner (makan-makan) maka kali ini ditambahkan Shopping (belanja-belanja). So.... saya mulai cerita perjalanan kami kali ini.

Hari pertama (Jum’at, 19 November 2010).
Jam 03:00 saya mulai bangun dan mulai coba contact satu persatu anggota via BB. Ternyata ada yang tidak tidur karena begitu semangatnya untuk ikut event ini. Setelah memastikan seluruh peserta sudah bangun maka saya berinisiatif sampai lebih awal di Bandara Soeta.

Jam 03:40 saya sudah sampai dan sambil menunggu peserta yang lainnya saya mencoba menghubungi Ferry Badak. Takut dia kembali tidur setelah saya bangunkan. Namun kekhawatiran saya tidak terbukti karena Ferry orang kedua yang sampai setelah saya. Tak lama berselang satu persatu peserta sampai, lengkap dengan peralatannya masing-masing. Setelah check in, kami sarapan pagi dulu (biasa cari yang gratisan di Starbuck dan Airport Lounge) setelah itu terbanglah kami semua ke Singapore.
Setelah sampai apartemen kami langsung setting bike. Nah… disini tampak packing bike Ferry Badak begitu rapi diantara peserta yang lain. Dengan dibantu Riva (Dr. Scott) maka satu persatu bike selesai disetting dan setelah itu beberapa peserta mulai beristirahat.

Sesuai kesepakatan maka acara gowes kami mulai pukul 19:00. Rute gowes dimulai dengan mengunjungi Zion Food court. Sepanjang perjalanan kami begitu terkesan dengan halusnya jalan raya Singapore. Santoso yang awalnya mengajak kita santai, secara spontan langsung memacu road bikenya diikuti Micky dan Robert. Saya dan Ferry terpaksa memacu juga agar tidak tertinggal jauh.

Kurang dari 20 menit akhirnya kita sampai di Zion Food Court dan bisa ditebak semua sibuk memilih counter untuk memilih menu.

Setelah kenyang rute dilanjutkan ke tempat temannya Boling untuk mengambil bike. Nah saat itu kami sangat beruntung karena temannya Bro Boling, Si Glenn Marron mau menjadi guide kami. Maka diajaklah kami menuju Mount Faber Park. Dari namanya kita bisa tahu jalannya uphill terus. Makanya jangan bilang kalo di Singapore jalannya cuma datar-datar aja. Karena yang gowes udah lulus Curug Panjang semua alias True GF maka tanjakan ke Mount Faber Park engga terasa berat.
Masuk ke Mount Faber Park, kami benar-benar terkesima dengan design Henderson Waves Bridge. Sesuai namanya, jembatan yang sebagian besar terbuat dari kayu ini, disalah satu sisinya didesign bergelombang sehingga jika dilihat dari kejauhan jembatan ini berbentuk gelombang air laut. Ditambah lagi dengan tata lampu yang begitu mengesankan dan kalo Mike Panda ikut pasti bilangnya “awesome dude” hehehehehehe. Karena hanya diperuntukan bagi pejalan kaki maka kami semua TTB alias Tuntun Bike untuk melewati jembatan tersebut. Oh ya menurut info, jembatan ini menghubungkan Mount Faber Park dengan Telok Blangah Hill Park. Tak lupa kami bernasis ria disini. Karena penampilan kami begitu mengesankan dengan Jersey GF, sampai-sampai kami diminta photo bersama dengan para gadis Vietnam. Hmmmm….. baru kali ini GF diminta photo bersama oleh bidadari cantik. Kata Ferry, “ternyata GF lebih populer di luar negeri ketimbang di Indo” hehehehehehe...
Selanjutnya kami sampai di Terrace Garden. Disini Ferry menuruni anak tangga yang menurut pengakuannya anak tangga terbanyak yang pernah dia turunin dengan bersepeda. Selepas Terrace Garden lagi-lagi kami dibuat begitu terkesima begitu melewati Jembatan Alexandra Trail. Berbeda dengan Henderson Waves, Alexandra Trail boleh dilalui dengan bersepeda. Jembatan sepanjang 1.3 KM ini berdiri ditengah-tengah hutan yang rimbun dan berkelok-kelok. Disini kita perlu hati-hati karena saya perkirakan tingginya 100 meter dari permuk aan tanah. Jadi kalo salah perhitungan sedikit saja bisa dibayangkan kita bisa terjun bebas. Sangat disayangkan kami mengunjungi tempat ini dimalam hari karena pemadangannya tidak begitu terlihat jelas karena gelap. Karena saya tidak fit malam itu maka kami memutuskan kembali ke apartemen dan sebelumnya kembali mampir ke tempat makan untuk mengisi perut.


Hari kedua (Sabtu, 20 November 2010)
kami sepakat untuk mulai gowes jam 16:00, alasannya karena cuaca mulai pagi hingga siang hari benar-benar tak bersabahat untuk gowes alias panas banget. Maka mulai pagi hari para peserta memulai acara masing-masing. Saya sendiri pergi ke daerah China Town untuk mencari Vegan Food. Peserta lainnya sudah memulai aktivitas shopping di sekitar Orchard.

Jam 13:00, saya dan Boling yang masih di apartemen dijemput perserta lainnya untuk mengunjungi Bike Shop di daerah Eunos- Ubi Avenue 3.
Nah… disini dimulailah kenekatan karena kami semua bertujuh naik mobil Santoso jenis sedan yang kapasitas maksimum diperbolehkan hanya 5 orang. Kecuali Ferry dan Santoso didepan, kami berlima duduk berdesakan dibelakang dengan dihantui rasa ketakutan ditilang polisi. Sepanjang perjalanan Micky mengeluh kesakitan karena tidak bisa duduk dengan nyaman. Riva menahan sakit karena kakinya tidak dalam posisi ideal. Boling duduk dengan seadanya. Robert harus memutar badanya miring 45 derajat. Saya sendiri sedikit beruntung karena duduk paling tengah sehingga masih bisa duduk dengan nyaman dibanding yang lain.

Setelah tegang disepanjang Orchard Road, kami kembali panik menjelang daerah Eunos karena di perempatan lampu merah, kami melihat ada patrol polisi di sisi depan dan kiri perempatan kami. Terpaksa Boling dan Micky menunduk dan sembunyi dibawah bangku. Untung patroli polisi tidak melihat kami. Setelah aman dari patroli polisi kami kembali dikejutkan karena didaerah Ubi Avenue 1 (2 blok menjelang bike shop) merupakan lokasi markas besar polisi lalu lintas Singapore. Sekali lagi kami beruntung tidak ada polisi yang berpatroli.

Selepas itu kami sampai di bike shop. Ada dua bike shop dengan kapasitas yang lengkap disana. Sebagai informasi tambahan, disana sedang dalam tahap persiapan dibuka bike shop ketiga dengan merek ternama. Adrenalin shopping semua peserta begitu terbakar. Ada yang beli sepatu, cleat, botol air atau sekedar cuci mata.
Harga barang di toko Singapore relatif lebih mahal dibandingkan di Indonesia. Jadi saya secara pribadi tidak menyarankan untuk belanja disini kecuali ada diskon besar atau barang yang dibeli unik (tidak ada di Indonesia).

Karena keasyikan berkunjung ke Bike Shop maka tanpa sadar waktu sudah menunjukan jam 17:00. Agar tidak ditilang, sebagian dari kami naik taksi untuk kembali ke Apartemen, sedang sebagian lainnya ikut mobil Santoso.

Sampai di apartemen semua jam 18:30. Khawatir tidak bisa menikmati pemandangan karena gelap maka kami sepakat untuk memulai kembali gowes jam 04:00 esok harinya dan acara kami ganti dengan wisata kuliner.

Atas rekomendasi Robert, maaf lebih tepatnya atas ajakan traktiran Robert, kami makan malam di Resto "Sek Wai Sin” didaerah Geylang – Lorong 15. Upssssss kita wisata kuliner lho bukan wisata yang lain. Disini kami benar-benar disuguhi makan dengan menu yang menurut semua peserta makyusssssssssssssssssss banget. Mengenai menu makanan saya tidak memberi komentar lebih banyak karena tidak ikut makan (maklum saya Vegie). Silakan Bro and Sis menanyakan langsung ke peserta lainnya. Namun dari raut wajah peserta terlihat jelas bahwa menu makanan di resto ini benar-benar berkualitas. Semua makanan dilahap habis sampai ludes padahal menurut saya makanan yang dipesan sangat banyak untuk ukuran 6 orang. Setelah selesai makan, kami berkeliling sebentar untuk melihat fenomena disana.

Kurang dari 20 menit kami kembali diajak, sekali lagi maaf, lebih tepatnya ditraktir oleh Santoso untuk menikmati duren di pinggir jalan. Ini buah duren beneran lho (please… buang jauh-jauh pikiran kotornya heheheheheheh). Duren disini diimpor dari Malaysia. Saya sendiri begitu terkejut dengan harga duren kualitas supernya (dibedakan dengan tanda merah dikulitnya). Harga satu Kilogramnya mencapai SGD 30 (kurang lebih IDR 210.000,). Setelah ditimbang, 3 butir Duren beratnya 5kg. Bisa dibayangkan harga 3 butir duren SGD 150 atau lebih dari IDR 1 juta.

Karena tahu harganya mahal, sebagian peserta yang awalnya tidak begitu tertarik untuk makan, penasaran untuk mencobanya. Duren yang kami beli ada 2 jenis, yaitu manis dan pahit. Atas rekomendasi si penjual, maka kami harus mulai makan yang manis dulu. Awalnya saya hanya ingin mencoba 1 biji saja. Begitu saya makan, duren tersebut begitu manis dan gurih dilidah. Isinya tebal dan bijinya kecil. Berbeda sekali dengan duren yang pernah saya makan. Karena begitu enaknya, hampir semua peserta makan lebih dari 1 biji.

Saya sendiri karena enaknya makan lebih dari 3 biji. Setelah itu saya mencoba duren yang rasanya pahit dan benar-benar luar bisa. Coba lihat saja ekspresi wajah Boling saat menikmati buah duren tersebut, najis tralala khan hehehehe. Setelah puas menikmati wisata kuliner kami kembali ke apartemen untuk beristirahat.

Hari ketiga (Minggu, 21 November 2010)
Jam 03:30, sedang asyik-asyiknya tidur, saya terkejut dibangunkan Robert. “Ayooo…. Jadi gowes engga, kalo engga gue tidur lagi nih”, begitu kata Robert. Dengan mata yang malas dibuka, saya coba keluar kamar dan melihat Boling asyik nonton TV di ruang tamu dengan tissue nempel dihidung karena meler. “Gue engga tidur nih” katanya.

Setelah siap-siap maka kami pun meluncur menuju Singapore Flyer di daerah Marina Bay. Disepanjang perjalanan kami bertemu dengan beberapa rombongan sepeda. Tata lampu jalan yang begitu indah kami jumpai disepanjang jalan menuju Singapore Flyer. Setelah narsis di Singapore Flyer, kami menuju Marina Brigde.

Nah lagi-lagi disini design dan tata lampunya benar-benar mengagumkan dan bisa ditebak semua peserta mupeng untuk narsis. Setelah puas, kami melanjutkan perjalan mengelilingi Singapore sambil berhenti di 7 Eleven untuk sarapan pagi.
Disepanjang jalan kami banyak menemui orang bersepeda walaupun tidak sebanyak seperti di daerah Sudirman – Jakarta saat Car Free Day (CFD).

Tanpa terasa kami pun akhirnya sampai di Sentosa Island. Untuk masuk ke tempat rekreasi ini kami harus membayar SGD 2 per orang. Disini kami mengunjungi Siloso Beach (hehehe tahu donk pemandangan pantai di Singapore) dan mencoba track sepeda disana. Setelah puas narsis dan bekeliling di Sentosa Island kami pun melanjutkan perjalanan kami mengelilingi Singapore.


Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10:00 saat kami sampai kembali ke apartemen.
Setelah istirahat sejenak, kami pun mulai packing bike. Sambil menunggu waktu ke air port, beberapa dari kami ada yang melanjutkan acara shopping. Saya sendiri ditemani Ferry dan Micky jalan-jalan ke China Town untuk makan siang.

Akhirnya tepat jam 19:00 mobil jemputan datang dan bersiap-siaplah kami untuk pulang kembali ke Jakarta.

Sampai di Changi Airport sekitar jam 19:40. Wah… masih lama nih, khan pesawat take off jam 22:10, bisa makan and shopping lagi pikir kami semua. Pas check in bagasi untuk bike terjadilah apa yang dinamakan pemborosan tidak pada tempatnya. Sekedar informasi tambahan untuk bagasi bike masuk kategori Sport Equipment. Perhitungan biayanya berbeda dengan bagasi biasa. Saat kami berangkat dari Jakarta, untuk Bagasi Bike kami hanya dikenakan IDR 150.000,- per bike tanpa memperhitungkan beratnya. Nah… karena kami pikirnya sama, maka saat pulang kami memasukan semua barang belanjaan dan baju kotor, sepatu, pokoknya apapun kedalam dus (tas) untuk packing bike. Pikir kami khan sudah bayar untuk bagasi bike jadi sekalian aja biar engga bayar lagi untuk bagasi barang dan bawa tas ke kabin jadi enteng.

Namun saat check in kita dijelaskan bahwa untuk bike baggage kita harus membayar SGD 25 untuk 15 kg pertama dan SGD 9 per kg untuk setiap kelebihan. Alhasil kita harap-harap cemas begitu ditimbang. Saya sendiri hanya kelebihan 2 kg karena tidak memasukan barang bawaan saya selain sepatu. Robert lumayan banyak karena sebagian barang belajaannya dimasukan ke tas sepeda. Ferry yang paling banyak excess baggage. Dengan bike Fire Bird, ditambah baju kotor, tools kit, dus sebesar badan dia (butuh 2 orang untuk mengangkatnya), maka excess baggage-nya mencapai 12 kg. Kalau dihitung biaya bagasi untuk sepedanya Ferry mencapai SGD 133 (IDR 931.000) lebih mahal dari harga tiket PP-nya yang tidak lebih dari IDR 800.000,-.

Pelajaran berharga bagi kami untuk selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Jika membawa sepeda, sebaiknya tidak naik value air seperti Air Asia karena tidak ada bagasi. Jika tidak sebaiknya beli bagasi barang diawal karena harga berbeda dengan di counter. Menurut info Boling, untuk bagasi sepeda tidak bisa dibeli diawal karena yang bisa menentukan kategori bagasi untuk barang bawaan kita hanya petugas counter.
2. Pedal, tools kit, kalo perlu fork, baju (ini apalagi) jangan dimasukan ke tas atau dus sepeda. Masukan ke tas yang bisa dibawa ke kabin karena gratis. Intinya bikin se-ringan mungkin tas atau dus sepedanya.
3. Tanya ke maskapai penerbangan terkait untuk bagasi sepeda, dikhawatirkan masing-masing maskapai mempunyai regulasi sendiri mengenai bagasi sepeda.
4. Terakhir gunakan frame dan part sepeda yang ringan. Untuk yang satu ini silakan konsultasi dengan Riva (Dr. Scott) hehehehehehe. Dengan demikian kita tidak perlu membayar excess baggage.

Luar biasa event GF kali ini. Mungkin dalam hidup saya belum tentu bisa saya kembali gowes seperti ini lagi. Banyak pengalaman dan kisah selama 3 hari bersama yang bisa jadi cerita ke anak cucu kelak.

Go GF... Livestrong…

Buat saya “Bersama GF gowes terasa begitu nikmat”

Note :
Tahun depan kita berencana untuk kembali Go Intenational dengan mengunjungi Thailand, Malaysia atau Vietnam.

Ada yang berminat ikut, silakan menghubungi kami.

Untuk foto lainnya silahkan klik disini

Tas Sepeda bisa di beli di http://www.sepeda98.com/

Baca Selengkapnya ...

22.9.10

Tour de Boncel

Green Fly Cycling Team kali ini mengadakan acara touring ke pondok si Boncel. Disana kita akan menghibur anak Panti Asuhan Pondok si Boncel dengan acara ramah tamah(Sulap dan Badut). GF juga menerima sumbangan dari semua pihak untuk di berikan kepada Panti Asuhan Pondok si Boncel (-06.34131,106.82625).


Tanggal Acara : 3 Oktober 2010, jam 09.00 @Pondok si Boncel

Meeting Point : 06.00 @ http://www.sepeda98.com/

Total Track One Way : +/- 25km

Level : Very Easy

Batas akhir penyerahan sumbangan : 30 September 2010

Sumbangan dapat di serahkan di camat masing2 wilayah:
- Jakarta Barat : http://www.sepeda98.com/ - 021-5658188
- Jakarta Utara : Bapak Camat Santoso - 0817188200
- Jakarta Pusat : Timur, Selatan : Bapak Camat Sandy - 08164856903
- Tangerang : Bapak Camat Jonni - 081806262333

Jumlah penghuni Pondok si Boncel (Balita) : 93 anak

Sumbangan yang dibutuhkan :
- Susu (Bendera Putih/Coklat 123)
- Susu (SGM 1,2; Lactogen 1,2; Nutrilon 1,3)
- Susu Milo
- Makanan Bayi tambahan (Mis : Milna, dll)
- Sabun Mandi bayi & anak
- Shampo bayi & anak
- Buku tulis, pencil, crayon
- Keranjang sampah
- Baygon Cair
- Tisu Gulung
- Sikat Lantai
- Stik Karet
- Mainan anak-anak

Obat2an yang di perlukan :
- CTM tablet - obat alergi
- Antimo Anak Cair Sachet - Anti Mabok untuk Perjalanan
- Obat Cacing Combatrin
- Becombion/Elkana Drop - Vitamin Bayi
- Amoxicilin sirup dan drop - Antibiotik
- Cefadroxil sirup dan drop - Antibiotik
- Minyak Tawan - Minyak Gosok
- Dexametason Tablet - Untuk Puyer
- Phisohex Cair - Untuk Puyer
- Masker
- Salep Acylovir - Salep untuk virus/herpes
- Salep Bioplacenton - Salep luka bakar
- Otopain tetes telinga
- Madu
- Salep Conterpain - Salep Pegal
- Nellco Special - Obat Batuk
- Enervon C Tablet - Vitamin
- Actifed Merah, Hijau - Obat Batuk
- Neuraglin - Sakit Kepala
- Ponstan - Obat sakit gigi
- New diatab / diapet - diare
- Fludane - Flu
- Paramex - Sakit Kepala
- Fatigon - Multivitamin
- Salonpas - Koyo Pegal
- Dulcolax, Microlac lewat dubur - susah buang air besar

Materi Referensi :
- http://www.gfcycling.com/

Alamat Pondok Si Boncel
Jl. Desa Putera No. 5 Rt.01/06 Srengseng Sawah - Pasar Minggu - Jakarta Selatan 12640 (-06.34131,106.82625)
Telp. : 021-7271014

Baca Selengkapnya ...

26.8.10

Jakarta - Pelabuhan Ratu (14-08-10)

GF Touring Session:
Route: Jakarta - Bogor - Ciawi - Pel. Ratu
Start: Sepeda 98, Tanjung Duren
Total distance: +/- 149 KM
Difficulty: Medium to Hard
Finish: Pelabuhan Ratu
Peserta:
Micky, Mike, Jonni, Robert, Edu, Manli, Erwin, Ferry, Fredi, Ronald.


Wah guys... gw bener ngak bisa describe deh touring kali ini... ini bener2 touring yang patut dibilang EPIC, kenapa? first of all, kita bener2 ngak tau jalan and cuma ngandelin GPS saja, kedua, kita start jam 11 malam dan durrrr terus sampai tujuan tanpa istirahat (tidur). Ditambah lagi kita gowes pas bulan puasa... jadi tempat kita istirahat dan refill minuman cuma hanya bisa di Minimarket.... hehehe gimana ngak mau epic?

AWAL MULA IDE GILA:

Semua bermula dari ide gila gue sih... wkwkwk :D.... sehabis sukses touring jauh Jakarta-Bandung via Puncak, semangat dan percaya diri menguasai dan selagi ngobrol-ngobrol di forum gue nyeletuk... "Guys, gimana kalo next touring kita ke Jak-Pel.Ratu aja yuk? gw google sepertinya hampir ngak ada nih yang touring sejauh ini... kayanya boleh juga nih kita coba"... nah pada saat itu pula beberapa GF Bros suggest kenapa ngak sekalian aja ke UJUNG GENTENG! wahhh... ide brilliant itu (pada saat itu sih brilliant).... Nah gitu lah awalnya muncul rencana touring Jakarta-Uj. Genteng.

Note: Jangan bingung dulu.... betul koq touring kali ini ke pel.ratu bukan ke Ujung Genteng, mau tau cerita kenapa bisa beda? baca donk teruss... hehehe :D

PERSIAPAN:

Touring kali ini sih bener di persiapkan dengan matang karena sesampai di tujuan yang terpencil itu, kita tidak punya luxury seperti kalo jalan ke kota Bandung yaitu "Travel". Maka dari itu, mobil yang kita siapkan harus lah cukup...

Bukan hanya mobil, karena kali ini kita gowes di bulan puasa, kita harus sedia persediaan minuman dan makanan yang cukup agar kalo betul tidak ada warung kita tidak panik :D alhasil, semua pada hari H, semua pada over persiapannya... terutama bro Erwin, yang bawa bekal seperti mau camping berhari-hari di Somalia hahaha :D

Setelah semua persiapan matang dan terencana baik, pada pukul 10.30 PM kumpul lah kita semua di Sepeda98, Tanjung duren dan siap-siap untuk tempuh this Epic journey to the South. (tuh disamping poto sebelum jalan... wkwkw masih seger-seger)

Mike's Note: tau ngak guys, pada saat-saat mendekati hari H, lucu banget deh... setiap pegowes yang janji ikut, serasa mempunyai feeling kaya cewe lagi nunggu mau dilamar hahaha... ada yang BBM (Blackberry Messenger) gw 2-3 hari sebelumnya bilang, "Aduh Mike, gw ngak jadi deh... gw kayanya belum kuat", "aduh mati deh, gw too excited, ngak bisa bobo", "aduh belum juga gowes, udah deg-degan dulu nih.. heart rate gw rasanya udah cukup nih.. ga perlu gowes".... hahaha gw cuma bisa geleng-geleng kepala... guys guys ade ade aja lo pade... gokillllll!

JAKARTA-PARUNG:

Eh sebelum gua lupa... trip kali ini ada debutan tourer GF baru nih... bernama Erwin :) yang mana Erwin? jiahhhh... lo liat aja yang paling keren... yang otot paling gede.... dalam pendek kata paling metrosexual... ape? belum tau juga? nihhhh gw kasih potonye disamping!!!!

Mike's Note: Gals... si Erwin tuh illegible bachelor banget tuh and a very good candidate... kalo naksir PM gua ye...nanti gw info kriteria dia and gw kenalin deh wkwkwk... tp jgn lupa komisi gw ye.... hahaha canda jek.. emang lo kira gw "Papi"!!!!!

Back to the story... Mulailah kita gowes ke arah meeting point kita di Parung, Bogor... kenapa Parung? karena selain itu sejalan, kita juga akan meet GFers kubu Tangerang disana :) ... ngak sampai 100 Meter kita keluar dari Sepeda98... DUARR!.. suaranya menggetarkan malam sunyi seperti bomb meleduk... dalam sekejap dalem ati mikir, "MATI GUA! baru juga kuar udah kena serangan bom terroris, gimana nih belum bilang thank you ama bonyok, belum ngmg i love you ama pacar...aduhhhh"....ternyata...!!! Anywayssss....pas kembali ke alam sadar, ternyata yang meledak itu ban dalamnya Bung Robert... haiksss... bikin jatung mau copot aje...

Mike's note: Guys sekarang gw baru tau apa rasanya berada di dalam lobby Marriot or Ritz Carlton pas bomb terrorist medelak... gw yakin feelingnya sama.. apalagi pas berada di belakang bung Robert pas kejadian... minta ampun dah kagetnya... untung gw ngak jantungan... kalo ngak koit di TKP ane...

















Setelah ganti ban Robert meluncur lah kita... wuihh udara malam ternyata emang paling bersahabat untuk turing, gowesan kaki serasa lebih ringan and tanpa sadar kita laju di speed 30-32 km/h..... Karena gw nge-sweep di paling belakang, gw bisa nikmatin view yang luar biasa ngeliatin GFers punya bike yang warna-warni menerobos hitamnya malam... :) (Tuch photonya diatas...)

Setelah beberapa puluh kilometer kita lalui... mulailah pendakian terasa dan udara malam mulai menjadi lebih sejuk, tapi karena di tambah dengan angin.... Brrrrr... jadi dingin bener kerasanya, jadi secara tidak disengaja gowesan makin kenceng biar keluar keringet digin dan badan hangat... muantaffff.....

Tanpa terasa, sampailah kita di Parung, Bogor. Karena team Jakarta agak ngaret dikit, pemandangan di Alfamart Parung bukanlah the best.... Mr. Edu & Ferry berada di pondokan tidur-tiduran... (sambel coel-coelan ngak ya tuch? wkwkwk)... dan yang lain udah agak males gitu tampangnya.... tapi pas ngumpul... keluarlah sifat dasar hahah beli makanan & bernarsis ria... nih dibawah ada full team goweser EPIC Journey ini :)


PARUNG - BOGOR - LIDO:

Perjalanan Parung-Bogor bukan lah susah dan team kali ini gowes lumayan cepat dan at steady speed... sesampai di perbatasan bogor karena perut kerasa lapar and pikir tidak akan ada tempat makan lagi yang buka karena puasa... jadilah kita berhenti makan di KFC :d hebat jg ada KFC buka 24 jam hehehe....
Setelah perut terisi dengan cepat kita continue our journey tanpa istirahat lama... pada saat menjelang subuh, Sampai lah kita di LIDO dengan sukses. Nahhh... pada saat ini lah ada beberapa goweser mulai K.O dan beristirahat... sebetulnya sih bukan karena ngak kuat ya, tp karena begadang itu membuat kondisi badan tidak maksimal alias ngantuk bukan main hahaha...

Mike's note: Guys... coba liat deh mata-mata GFers... wkwkwk terutama mata jonul... "who's the Panda now, dude!!!!"

LIDO - PELABUHAN RATU:

Nahhh... disini lah perjalan berat kita betul-betul dimulai... sudah melawan rasa kantuk yang luar biasa, perjalanan lido-cibadak-pel.ratu betul2 challenging.. Untungggg sekali perjalanan ini di hiasi pemandangan yang keren abis... lagipula ada satu lagi motivator kita untuk tetap ber-gowes sampai tujuan... yaitu super hero kita Mr. Ferry Badak... yang pake All-Mountain bike and tires yang beratnya minta ampun... hahaha... dalam hati, "masa sih ferry aja pelan-pelan tapi kuat.. kita yang pake bike enteng & ban tipis ngak kuat... malu donkkk" mau liat stylenya Mr. Badak? tuch di samping.

TIPS dari Mr. Badak: "Lo mau badan kurus cepet and kuat kaya gue? kuncinya bukan di diet makan dikit lagi.. tapi hajar touring and uphill terusss.. gw jamin deh pasti kurus! apalagi kalo touring and uphillnya pake bike AM kaya gw"

Mike's note: Dude berat tuh peda 16-17 KG!!!!

Bukit demi bukit kita lalui... tapi memang udara mistis di daerah pantai selatan betul-betul terasa ya.. komandan kita alias micky alias Mr. Acerbis (Mike's note: yang udah selingkuh ke spark and Litespeed), bilang "aneh ya touring kali ini... 100 KM aja koq rasanya jauhhhhhh bener ya? apa karena ngak tidur ya?"

Mike's note: Padahal ya, tanpa mereka pada sadari, kita ada ngulang beberapa kali uphill di tempat yang sama lagi... hiiiiiiiiiiiii... gua malah bingung ngak ada yang sadar... gua ngak mau ngomong aja tuh karena gw takut makin di kerjain lagi....
(boong dechhh....^^)

Oh iya gw lupa... mau tau bertapa indahnya perjalanan cibadak-pel.ratu ini? nihhh photo-photonya along the way:
















Mantappp kan??? so... jadi pada mau ikut kita ngak on the next touring trip??? heheh...

Ada beberapa kali kita stop di dalam perjalanan panjang ini, actually lebih tepatnya lagi... setiap kali ketemu alfamart atau indomaret... kita pasti setop hahahah... ohh ada satu tips nih buat para tourer... kalo lagi di bulan ramadhan, jangan merokok, makan atau minum di publik ya... bisa-bisa kena marah tar kaya salah satu GFers pas di trip ini HAHAHA.. you know who you are!

anyway.. setelah ber-gunung gunung kita lalui... sampailah kita di sebuah warung... UNTUNGG ada warung buka.. udah jam 10.30 dan kita betul lapar sekali... jadi sembari kita makan, mulailah konfrensi meja kotak... dimulai dari Mr. Badak, "WAH ini bener ngak sih jalurnya? masih berapa jauh sih ke Ujung Genteng?" terus di lanjuti dengan Mr. Jonni "Iya nih masih berapa jauh sih? udah jam 12 nih".... hening sesaat... terus udah gitu Mr. Komandan info "guys koq di GPS bilang dari sini ke ujung genteng masih 93 Km lagi ya".... secara serentak semua komentar, "HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!".... terus mulai lah komentar komentar, "wah ngak bisa deh" "wah ngak mungkin deh" dan lain-lain. Yang paling kocak adalah dari Mr. Jonni, "Mick, coba liat dulu yang bener... kalo kita semua naik mobil dari sini ternyata cuma nanjak dikit terus turunan terus rugi banget donk kitaaaaaa... jangan ambil bonus guaaaaaaaaaaa!!!" hahahaha :D

Mike's note: Guys... ternyata betul tuh... dari tempat kita makan itu masih kira2 90an kilometer dan fulll nanjak jahanam melewati sebuah gunung tinggi di kelilingi kebun teh...

Jadi bottom-line dari konferensi meja kotak, telah disepakati kalau kita ganti rute dan finish di Pelabuhan ratu saja... Nahhh gini lah ceritanya kenapa kita ngak jadi ke Unjung Genteng... Eitss tunggu sebelum gua lupa... ada 3 dari 8 goweser ini ya dari lido diem-diem langsung hajar ke ujung genteng meningalkan kita pake mobil! Nih photo of shame mereka:



























HALL OF SHAME NOTE: Woiii lo betiga ga lulussssss! Curang!!!!!!! (hix hix hix... keselll... gw mauuuu ke ujung gentenggggggg huaaaaaaaaaaaaaaaaaa kerena abissssssss photonya... you guys sucksssssssss.. ninggalin kitaaa!!!!!!)

















PELABUHAN RATU


Ber-kilo kilo kita lalu... naik dan turun bukit kita gowes... akhirnya sampai lah kita di gerbang pelabuhan ratu... alangkah indahnya pemandangan itu... tetapi ada membawa sedikit sedih juga yang mengartikan kalo perjalanan kita ini sudah mendekati akhir...

Kira-Kira dari 3 Km dari gapura ini, tiba lah kita di sebuah hotel di Pelabuhan ratu... disitu pula kita beristirahat dan berendam sampai waktu kita pulang ke jakarta dengan mobil dan mengakhiri perjalanan, pertualangan kita yang epic & unik ini... :)

Sooo, ada yang interested join kita on our next tour? Check us out at GREEN FLY CYCLING TEAM Facebook :)

Till next time and till our next blog guys... peace out!


Baca Selengkapnya ...

GF JERSEY 26082010




GF Special thanks to: Mr. Santoso Yap untuk men-design Jersey kita. (you are the best bro), TAKARI SUMBER MULIA, CASABLANCA / BELLAGIO , TASCO , SANCHIN, www.SEPEDA 98.com & OPSI OPTIMAL untuk kontribusinya menjadi sponsor (Without your support, this jersey would not make it to production), jadi on behalf of all GFers, we solemnly and deeply gives our utmost gratitude.

FAQ seputar jersey:

1. Why Jersey?

Manusia di ciptakan dengan berbagi perbedaan diantara lain, ras, kultur and sex, therefore dengan adanya Jersey, kita berharap bisa membuat a "COMMON" item dimana semua perbedaan kita sirna dan mencapai satu kata yaitu "KEBERSAMAAN".

Mike's additional notes: Bah... philosophy banget nih... padahal si dibikin biar keren ajeeeee apalagi pas lagi narsis... biar semua ijooooooooooo! hahaha GO GF!

2. Siapa nih yang boleh atau berhak pake Jersey GF?

Nah good question! Yang berhak memakai Jersey GF hanya TRUE GF!

3. Gimana sih jadi TRUE GF?

1. Siapa saja yang gemar bersepeda dan mempunyai sepeda jenis MTB apapun.
2. Pernah ikut Event Resmi GF selama 2x
3. Setelah 2x event resmi diwajibkan membayar iuran keanggotaan.
4. Setelah membayar iuran dan di confirm oleh bendahara GF, kamu akan di kasih nomor GF.
5. Dengan adanya nomor GF berarti kamu sudah menjadi GFers Resmi.
6. Untuk menjadi TRUE GF, kamu harus di babtis dulu.
7. Pembabtisan GFers menjadi TRUE Gf diadakan setiap 3 bulan di Curug Panjang.
8. Nah setelah pembabtisan ini kamu baru menjadi TRUE GF dan boleh memakai JERSEY GF.

Mike's note: Heheh... kedengerannya aja koq ribet guys... kalo udah di jalanin fun-fun aje... cuma untuk nubie yang belum pernah nyoba Curug Panjang Track... wkwkwk Gud luck yeee!

INFO PENTING: Memakai Jersey GF berarti melambang-kan sekaligus membawa nama baik GF, jadi mohon jangan memakai Jersey GF untuk berbuat yang tidak baik apalagi membuat nama GF menjadi tidak harum di masyarakat!

Mike's note: guys gw kasih contoh ya... ngerampok pake jersey GF (kaya lagi marak sekarang ^^ rampok pake senjata api) atau Jualan Gas Epliji 3 kg pake jersey GF (Wakakak) dan yahhh lo pada tau dehh apa aje, pokoknya yang ngak ngelangar hukum and bikin malu aja! Ok gan?

4. Gimana nih cara pesen Jersey GF?

Bagi yang sudah fullfill semua kriteria diatas dan berjanji atas integritas kamu mengenakan Jersey GF, kamu boleh memesan Jersey kepada camat masing-masing ya :) selanjutnya akan di info oleh camat masing-masing.

Mike's note: Para Camat, tolong dibantu info ya pada GFers daerahmu ya :)

* END *

BE ONE OF THE GREEN CREW... BE A GFers... Like us :)


Baca Selengkapnya ...

Bike Suspension Info

Suspension Overview – Pros and Cons

Are you still confused about shock technology? Here is a list of the pros and cons for each type of technology. If this does not clear the air. Post your comments and questions.

Single Pivot
Advantages Disadvantages
  • Simple Design
  • Can be very durable
  • High clearance
  • Good for large impacts
  • Linear rear wheel travel
  • Little reactivity to small hits
  • Not a progressive ratio
  • Subject to Pedal feedback
  • Subject to brake jack
Swing-Link (Faux-Bar)
Advantages Disadvantages
  • Reactive to small hits
  • Variable wheel/shock ratio
  • Improved shock position
  • Single Pivot Wheel path
  • Complicated linkage for small benefit
  • Decreased clearance
  • Subject to pedal feedback
  • Subject to brake jack
  • Linkage near rear wheel
FSR – Horst Link
Advantages Disadvantages
  • Reactive to small hits
  • Variable wheel/shock ratio
  • Handles large hits
  • Progressive leverage ratio
  • Non-linear/vertical wheel path
  • Long linkage arms
  • Decreased clearance
  • Linkage near rear wheel
VPP
Advantages Disadvantages
  • Variable wheel/shock ratio
  • Reactive to small bumps
  • Non-linear/vertical wheel path
  • Regressive leverage ratio
  • Decreased clearance
  • Subject to pedal feedback
  • Chain Growth
DW – Link
Advantages Disadvantages
  • Variable wheel/shock ratio
  • Progressive leverage ratio
  • Non-linear/vertical wheel path
  • Decreased Clearance
  • Difficult shock placement
  • Chain Growth

Bicycle Suspension VPP vs DW-Link

The Virtual Pivot Point (VPP) and DW-Link are two relatively new suspension designs on the market. They both offer great benefits in ride quality over other, simpler designs but also have a few downfalls that will be discussed.

The two designs look very similar to one another, but are in fact quite different. Both designs use two links which connect the front and rear triangles of the bike. This allows the rear wheel to move independently of the frame in a close to vertical, sometimes rearward wheel path. The differences come in the way the links are positioned. Looking closely at the linkage, as the bike moves through its travel you will notice that the two links rotate in the same direction on a DW-Link while they are opposing on a VPP design. What this results in is a progressive vs. regressive leverage ratio. In English, a progressive ratio means that the further into the travel you are the harder it will be to further compress the shock (lower leverage ratio). On the contrary, a regressive ratio will get easier to compress as you move through the travel (higher leverage ratio).

Have a look at the two designs, they look similar, but are distinctly different.

VPP

VPP - Regressive Ratio

DW-Link - Progressive Ratio

DW-Link - Progressive Ratio

Bicycle Suspension FSR vs Rocker Link

The Horst-Link and the Rocker Link are two seemingly similar suspension designs with very different ride characteristics. First off it should be established that the Horst-Link was designed by Horst Leitner in 1991 then purchased by Specialized in 1998 and renamed FSR. If you purchase a bike that uses this linkage in the USA, your bike will have a specialized sticker on it for this reason. It should also be noted that not all bikes using FSR are identical. The position of the pivot, and design of the linkarms will alter the ride characteristics too. It is this reason that a DH and XC bike can use the same system.

A bike that uses FSR will have the rear-most pivot positioned below the axle of the rear wheel. What this does is creates a much more vertical path of wheel travel that a single pivot. Vertical travel is preferable to a single-pivot arc as it better corresponds with the forces applied while riding. FSR linkage also limits chain growth, pedal feedback and brake jack.

Four Bar FSR Linkage

The Rocker-Link is sometimes referred to as ‘Faux-Bar’ or ‘Walking Beam’ suspension and looks very similar to FSR except for the rear pivot location. On a Rocker-Link design the rear pivot is placed above the rear wheel axle. The wheel subsequently is attached directly to the front , main pivot and follows a path identical to that of single pivot. This design is subject to the pedal feedback and brake jack associated with single pivot.

Faux-Bar Linkage

Both of these suspension systems are widely used and have some distinct advantages and disadvantages. The Rocker-Link is subject to a less than optimal wheel path while the FSR is limited due to its patent restrictions in the USA.

Baca Selengkapnya ...