30.3.13

GOWES BROMO 09-12 MAR 2013 (SELESAI)

The World is a book, and those who do not travel read only a page - ST. AUGUSTINE

Day 3 (11 Maret 2013)
Suara alarm yang berasal dari mobile phone membangunkan kami di pukul 02.30 pagi. Dengan mata yang masih mengantuk kami pun membasuh diri dengan air hangat yang disediakan di home stay. 

Baju beberapa lapis dan jaket pun kami kenakan. Udara di luar penginapan terasa dingin dengan semilir angin, dan telinga saya pun memerah kedinginan.

Kurang lebih pukul 03.30, beberapa mobil Hardtop telah siap mengangkut kami melihat view Bromo dari Gunung Pananjakan. Kami pun melewati tanjakan curam yang berkelok-kelok dengan banyak pepohonan di kiri dan kanan jalan. 



Setelah kurang lebih 45 menit, akhirnya kami melihat banyak Hardtop diparkir di pinggir jalan, dan mobil kami pun ikut diparkir. Kami turun dan mulai berjalan kaki menanjak.

Sayang sekali, udara yang penuh dengan asap puluhan motor ojek yang menderu-deru terasa menyesakkan dada, dan terlihat polusi asap yang membumbung tinggi. Namun hal itu tidak mengurangi semangat kami untuk melihat pemandangan matahari terbit di spot yang tersohor tersebut.

Kami pun terus berjalan naik, dan asap putih keluar dari mulut dan hidung kami karena udara yang dingin. Setelah beberapa ratus meter berjalan, untunglah asap kendaraan tidak lagi tercium karena motor ojek telah parkir di posisi lebih bawah.

Kami pun berfoto-foto lagi di spot tersebut sembari menunggu matahari yang mulai membiaskan sinarnya yang berwarna kuning kemerahan.
Terlihat pula pemandangan Tosari dan sekitarnya di pagi hari, dengan ribuan lampu yang terlihat indah dari ketinggian.
Setelah beberapa lama berdiri, kabut pun turun, dan kami harap-harap cemas semoga kabut tersebut telah hilang sebelum matahari terbit. Akhirnya, harapan kami pun terkabul. Dengan kondisi langit yang bersih dan sedikit awan, sunrise di Bromo terlihat begitu menawan dengan langit yang berwarna kuning keemasan.
Memang pemandangan yang indah menakjubkan.

Setelah puas melihat sunrise dan berfoto-foto, kami pun turun menghangatkan diri di sebuah warung. Minum teh hangat atau kopi dan makan pisang goreng terasa begitu nikmat menghangatkan perut.

Kembali kami menuju ke jip Hardtop untuk selanjutnya turun menuju home stay di Tosari, dan mempersiapkan diri untuk next track gowes, yang hari ini akan dimulai di spot Pananjakan.
 
Dari Pananjakan, kami pun turun melalui jalur Ngrowo, Nongkojajar, dan lanjut menuju Kemiri.

Di beberapa tempat, bersebelahan dengan track terdapat lereng yang lumayan curam. Kami pun berhati-hati dan tetap konsentrasi gowes.
Di satu lokasi, terlihat masyarakat suku Tengger mempersiapkan hari raya Nyepi di keesokan harinya, dengan bersembahyang dan mengarak ogoh-ogoh yang berbentuk Raksasa.
Akhirnya kami pun keluar ke arah jalan raya, dan gowes menuju ke hutan pinus tempat kami menyantap duren sambil loading sepeda ke pick up. Kami pun segera berfoto lagi disini.
Selanjutnya, kami naik pick up menuju Kemiri, dan mulai gowes lagi ke arah Jabung dan Kemantren. Kami melewati kebun apel dan menyempatkan diri untuk berfoto.
Tak berapa lama hujan mulai turun, dan kontur tanah yang basah serta turunan yang terjal terasa licin sehingga kami bergerak cukup pelan. 
Dengan masih disertai hujan, kami pun keluar ke jalan raya dan gowes menuju spot mobil pick up untuk kembali loading sepeda.

Kurang lebih pukul 14.30, barulah kami berhenti makan siang di, sekali lagi, Sop Ayam Pak Min, yang kelihatannya jadi menu utama kami di gowes trip kali ini. Berbagai pilihan bagian ayam seperti dada, paha, brutu, ati ampela, dll bisa kami pilih dan terasa lezat di lidah.

Setelah kenyang, kami pun melanjutkan perjalanan di atas pick up ke Merbabu Guest House, yang juga menjadi tempat menginap kami saat malam pertama di Malang.

Segera setelah sampai, kami pun mencuci perlengkapan yang kami kenakan di hari itu dan sudah penuh dengan lumpur: sepatu, knee & arm protector, serta helm, sementara sepeda diangkut oleh pick up menuju velodrome untuk dicuci disana.

Malam itu kami menyantap Bakso President yang terkenal di Malang. Diskusi pun terjadi. Melihat esok harinya adalah hari kami pulang ke Jakarta dan waktu agak mepet, maka sebagian memutuskan untuk tidak ikut gowes keesokan harinya dan hanya bersantai di Guest House, sambil menunggu mobil pick up yang akan mengangkut koper-koper dan juga kami menuju ke velodrome Malang.

Day 4 (12 Maret 2013)
Hari ini Green Fly akan kembali ke Jakarta. 

Setelah 4 hari ikut gowes kali ini, rasanya agak berat meninggalkan tempat yang indah ini. Kebersamaan dengan sesama anggota Green Fly, saling membantu dan setia kawan tidak pernah meninggalkan teman yang masih gowes di track, merasakan kehujanan dan kepanasan di atas pick up dan di tengah track gowes, saat-saat ngobrol dan bercanda yang tidak ada habisnya, serta keindahan alam Bromo dan sekitarnya, menjadi kenangan indah yang tidak akan pernah terlupakan bagi setiap dari kami yang ikut di gowes trip kali ini.

Namun, keluarga dan teman menanti kepulangan kami ke Jakarta setelah beberapa hari disini. Semoga lain kali kami bisa gowes lagi ke tempat yang indah seperti ini.

Pagi ini 9 dari kami: bro Micky Kie, sis Wanda Abraham, bro Hartanto, bro Rendy Iwan, bro Ferry David, bro Sutojo Harsono, bro Agustinus Tjandra, bro Maximillian Tjiptaputra, dan bro Tommy Then berangkat ke track Jajang Poncokusumo, untuk merasakan last bite gowes sebelum kembali ke Jakarta.
Sedangkan 6 lainnya, Saya, bro Ferry Tjhin, bro Dedi Sky, bro Amin Widjaja, bro Solihin Gunawan, dan bro Rusli Gunawan bersantai di Guest House menunggu mobil pick up yang akan menjemput pukul 10.00.
Track Jajang Poncokusumo yang menjadi event gowes hari ini merupakan track turunan berpasir di tengah-tengah suasana desa sepanjang kurang lebih 10 km, yang tentunya sangat memanjakan penikmat turunan dengan kontur turunannya yang bergelombang.
Kurang lebih pukul 09.40 mobil pick up telah sampai di Guest House. Kami yang masih ada di Guest House pun berangkat menuju velodrome Malang, setelah sebelumnya mampir di outlet Rodalink di Letjen S. Parman untuk berbelanja.

Sesampainya di velodrome, kami segera membongkar sepeda, membungkus serta memasukkannya ke dalam kardus atau tas sepeda yang kami bawa dari Jakarta. Tidak berapa lama, teman-teman yang gowes di pagi harinya pun telah sampai di velodrome.

Setelah selesai proses packing, kami pun mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang sudah menemani kami selama beberapa hari disana.

Perjalanan menuju airport Juanda di Surabaya kami lanjutkan dengan menggunakan Isuzu Elf serta Toyota Kijang Innova disertai dengan hujan yang mulai turun.

Di daerah Singosari kami pun mampir di Depot 29, yang sangat terkenal dengan menunya Sop Spesial Kambing Obat.
Saat menyantap, terasa daging kambing yang gurih dan empuk serta rasa herbal yang kuat namun lezat. Tidak sia-sia kami mampir disini untuk menikmati kuliner, setelah sebelumnya mencoba Bakso President dan Sop Ayam Pak Min, yang juga makanan terkenal di daerah Malang dan sekitarnya.

Masih disertai hujan kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke airport dan mampir di Miraza untuk membeli oleh-oleh makanan Ote-ote Porong yang terkenal dan berisikan daging sapi dan sayuran.
Jam telah menunjukkan pukul 18:35 ketika kami sampai di airport Juanda Surabaya. Kami pun check in di counter Garuda Indonesia, serta mengucapkan selamat tinggal ke Mas Sugeng Tri Hartono, Trip Leader kami selama disini.

Kami pun makan malam, melanjutkan boarding ke pesawat yang menuju Jakarta, dan sampai di airport Soekarno Hatta kurang lebih pukul 22.30.
Setelah mengambil sepeda dan koper masing-masing, maka kami pun saling mengucapkan salam dan akhirnya kembali ke rumah masing-masing.

Gowes trip kali ini telah usai, namun menyisakan berbagai kenangan indah dan cerita yang dapat kami sampaikan ke keluarga dan teman.

Terima kasih kepada teman-teman yang telah menemani kami di trip kali ini: Mas Sugeng Tri Hartono, Mas Haning Khohan, Mas Sugianto 'HoHo' Setiawan, Mas Popo Ario Sejati, dan Mas Gondrong Suryadi.

Written by: Chris Wibisono - GF 71

GOWES BROMO 09-12 MAR 2013 Bagian 1 bisa dilihat disini 
GOWES BROMO 09-12 MAR 2013 Bagian 2 bisa dilihat disini

Untuk foto selengkapnya Gowes Bromo di hari ketiga silahkan klik disini
Untuk foto selengkapnya Gowes Bromo di hari keempat silahkan klik disini

Baca Selengkapnya ...

23.3.13

GOWES BROMO 09-12 MAR 2013 (BAG 2)

Sometimes, there is no next time. Sometimes, there are no second chances. Sometimes, it's now or never - KUSHANDWISDOM

Day 2 (10 Maret 2013)
Pagi ini terasa istimewa, karena setelah lama merencanakan akhirnya kami pun gowes di Bromo.

Kurang lebih pukul 7 pagi, beberapa truk datang ke Guest House tempat kami menginap untuk mengangkut sepeda dan juga kami. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam menuju ke Jemplang, yang merupakan track awal gowes di Bromo.



Gunung Bromo meripakan salah satu tempat pariwisata terkenal, bukan hanya bagi turis dalam negeri, melainkan juga turis mancanegara. Bahkan buku panduan Lonely Planet mendeskripsikan Bromo sebagai "a lunaresque landscape of epic proportions and surreal beauty, Gunung Bromo is one of Indonesia's most breathtaking sights". Tentunya, kita patut berbangga karena Indonesia memiliki alam yang seindah itu.

Sesampainya di Jemplang, maka kami pun berfoto-foto untuk mengabadikan pemandangan yang indah di tempat tersebut.


Track Jemplang merupakan track turunan dari batu-batu dan semen sepanjang kurang lebih 2,5 km yang kami lalui dengan kencang.


dan setelah melewatinya, maka kami pun sampai di padang berumput dan Bukit Teletabis yang berwarna hijau dan dinamai demikian karena mirip bukit di film Teletubbies yang berbentuk bulat-bulat.


Setelah Bukit Teletabis, sampailah kami di Lautan Pasir yang amat luas dengan warnanya yang keabuan.

Lautan Pasir juga terkenal dengan nama Pasir Berbisik, setelah adanya syuting film berjudul demikian di lokasi ini, yang dibintangi Dian Sastrowardoyo.
Disini, kami pun cukup beruntung karena kelihatannya baru terjadi hujan sehingga kontur pasir menjadi cukup padat, namun sebagian dari kami tetap menggunakan buff untuk menutupi hidung dan mulut dari pasir yang beterbangan.



Lautan Pasir dengan permukaannya yang halus serta sebagian merupakan lereng-lereng, membuat kami semua bergembira dan mencoba menuruni lereng dengan berbagai cara, standing position, dan bunny hop yang tentunya dikarenakan bila kami jatuh, terdapat permukaan yang empuk.




Di berbagai tempat kami berhenti dan berfoto-foto di track yang juga dilintasi jip 4WD serta motor tersebut untuk menuju ke Kawah Bromo. Di beberapa lokasi, keindahannya sulit dikatakan. Memang alam Indonesia penuh dengan hal yang menakjubkan.




Setelah puas menikmati dan berfoto di Lautan Pasir, sampailah kami di Kawah Bromo. Kami langsung beristirahat makan siang ditemani dengan nasi bungkus daun pisang di dekat area Pura Luhur Poten, yang merupakan pura suku Tengger yang beragama Hindu.



Sesampainya disini, tentunya tidak akan lengkap bila kami tidak naik ke Kawah Bromo. Kami pun menyewa kuda untuk menuju kaki Kawah Bromo, dan selanjutnya menaiki anak tangga menuju ke kawah.



Konon, kabarnya apabila kita menghitung anak tangga naik ke Kawah Bromo, maka ketika kita turun, jumlah anak tangga tersebut tidak akan sama dengan jumlah ketika naik. Masing-masing kami pun mencoba menghitung, dan walaupun jumlah anak tangga naik maupun turun ternyata sama, anehnya tidak ada dari kami yang sama menghitung jumlah anak tangga tersebut. Ada yang menghitung 241, 242, maupun 288 anak tangga.

Kawah Bromo merupakan kawah yang luas dan tinggi dengan aroma belerang yang semilir. Sayang di beberapa area sekeliling tempat observasi pagarnya telah runtuh, sehingga amat berbahaya bagi orang yang berdiri terlalu dekat dengan bibir kawah karena akan langsung jatuh.



Puas berfoto di Kawah Bromo, kami pun turun dan melanjutkan perjalanan melalui Widodaren dengan disertai kabut tebal yang mulai turun dan terasa dingin di kulit. Kami bergerak dengan formasi yang cukup rapat karena kuatir terpencar dan tersesat.


Akhirnya kami pun sampai di kaki tanjakan Dingklik, yang merupakan tikum (titik kumpul) untuk penjemputan dengan mobil pick up.

Melihat tanjakan Dingklik yang cukup menantang, maka saya, bro Micky Kie, bro Dedy Sky, dan Tracks Leader kami Mas Haning Khohan mencoba untuk gowes uphill.


Di beberapa tempat, tanjakannya cukup terjal dan cukup sulit, namun semakin tinggi kami gowes, pemandangan terlihat indah dan membuat kami semakin bersemangat meneruskan.


Dengan kecepatan gowes yang berbeda-beda, maka kami pun terpencar, dan terasa begitu lengang dan sepi. Ada sedikit kejadian aneh, dimana bro Micky sempat mendengar suara anak kecil, namun ketika dilihat kemanapun, tidak terlihat siapapun.
Setelah kurang lebih 4 km gowes uphill, maka pick up yang telah menjemput teman-teman lain di bawah telah kembali naik dan saya pun ikut naik di pick up tersebut untuk menuju Pananjakan, dimana bro Micky, bro Dedy, dan Mas Haning telah sampai.


Dari Pananjakan, kami pun gowes turun menuju daerah Tosari ke arah Home Stay Hj. Sri Utami tempat kami menginap. Kabut tebal yang turun disertai cuaca dingin, debu yang beterbangan, serta kelokan-kelokan yang tajam, membuat kami harus ekstra berhati-hati gowes. Di satu kelokan tajam dengan adanya pasir dan kerikil di jalanan, sepeda saya hampir kehilangan keseimbangan, namun untunglah masih bisa dikendalikan dengan baik.

Di tengah jalan, hujan pun turun membuat jalanan semakin licin. Akhirnya saya pun memutuskan naik ke pick up melanjutkan perjalanan menuju Tosari.

Sesampainya di Home Stay kurang lebih pukul 16.00, terasa udara yang semakin dingin dan berbeda dengan di kota Malang. Dengan tubuh yang basah karena hujan, satu persatu kami pun antri menggunakan kamar mandi untuk membasuh diri.

Sore itu, salah satu member GF lainnya, bro Agustinus Tjandra, turut bergabung dengan kami dari Jakarta, sehingga total member GF yang ikut gowes kali ini menjadi berjumlah 15 orang.

Setelah menyantap makan malam dengan sop ayam yang lezat buatan Bu Utami, maka kami pun berkumpul untuk briefing mengenai rencana keesokan harinya, yaitu melihat sunrise di Bromo.

Seiring dengan udara yang makin dingin dan rasa lelah yang menerpa, kami pun tidur cepat di hari itu. Kurang lebih pukul 21.00 kami pun terlelap, karena di pagi harinya kami akan bangun pukul 02.30 untuk melihat sunrise di Bromo.


Written by: Chris Wibisono - GF 71
(bersambung hari ketiga)

Untuk foto selengkapnya Gowes Bromo hari kedua klik disini

Baca Selengkapnya ...