Sekitar jam 17:30 kami pun memulai acara gowes dengan rute
mengelilingi kota Jogjakarta. Gowes melalui jalan kampung untuk menghindari
jalan raya yang sudah mulai ramai dengan kendaraan bermotor. Rute yang melewati
wilayah Kotagede yang merupakan kawasan kota tua bekas wilayah kerajaan Mataram
Islam. Gowes pun terus berlanjut menuju alun-alun Selatan Keraton Jogjakarta.
Disini masih terdapat pasar malam. Hiasan lampu malam dengan aneka warna masih
terlihat jelas disini. Sambil beristirahat kami pun kembali narsis. Puas dengan
narsis di alun-alun, kami pun melanjutkan gowes menuju daerah Malioboro yang
merupakan icon dari kota Jogjakarta.
Setelah narsis di Malioboro, gowes pun
berlanjut ke Tugu Jogja. Tugu Jogja ini merupakan landmark dari kota Jogjakarta
yang paling terkenal. Tugu yang usianya hampir 3 abad diperkirakan didirikan setahun
setelah Keraton Jogjakarta berdiri. Tugu ini merupakan lambang persatuan rakyat
dan penguasa kota Jogjakarta untuk melawan penjajahan. Tugu Jogjakarta ini juga sebagai
penunjuk arah dari kraton ke arah puncak gunung Merapi. Secara serentak
semua GFers berdiri didepan tugu ini untuk narsis.
Waktu sudah menunjukan jam 19:00. Gowes pun kami lanjutkan
menuju Rumah Makan Oyot Godhong di daerah Galasari yang merupakan titik akhir
rute gowes hari ini. Cukup 30 menit kami pun tiba disana dan sudah menunggu Om
Umar dengan Bus dan Truck untuk mengantar kami ke Hotel Trio di Magelang tempat
kami menginap. Sambil menunggu loading sepeda, kami pun makan malam bersama di
rumah makan ini. Rasa lapar dan haus membuat kami semua lahap menyantap
hidangan yang ada. Setelah kenyang kami pun masuk ke bus untuk menuju Magelang.
Sekitar jam 22:00 kami pun tiba di hotel dan masuk ke kamar kami masing-masing
untuk beristirahat.
Hari Kedua – Sabtu , 12 Mei 2012
Sekitar jam 05:00 saya terbangun.
Segera saya memulai ritual pagi hari sambil menyiapkan peralatan untuk gowes ke
Gunung Merapi hari ini. Helm, protector, glove, kacamata, sepatu dan yang
terpenting camera untuk narsis (hehehehe). Setelah semua disiapkan saya dan Bro
Christian segera menuju restaurant hotel untuk sarapan. Di restaurant hotel
sudah ada beberapa GFers yang sedang menyantap hidangan. Sekitar jam 06:30
mobil jemputan sudah datang. Segera kami loading sepeda dan bersiap-siap menuju
kawasan Gunung Merapi. Selama perjalanan menuju titik start gowes, terlihat
jelas keindahan Gunung Merapi. Meski dari kejauhan namun kepulan asap yang
masih keluar dari puncak gunung Merapi masih terlihat jelas. Sekitar satu jam
kami pun tiba di titik start yang berada di daerah Deles, kecamatan Dukun,
Magelang, pada ketinggian 887 mdl.
Gowes dimulai dengan track
tanjakan makadam sejauh 200 meter untuk menunju ketinggian 922 mdl. Untuk
menaklukan tanjakan makadam dibutuhkan teknik gowes yang tepat dan benar. Keseimbangan
antara kayuhan kaki dipedal dan badan harus seirama. Jadi disarankan tidak
perlu terburu-buru (ngebut) untuk bisa menaklukan tanjakan makadam.
Setelah bernarsis
dikawasan hutan Pinus, gowes pun dilanjutkan dengan menu turunan single track
yang berkelok-kelok dimana dibeberapa titik terdapat drop –drop kecil yang
mengoda GFers untuk sekedar jumping rendah. Jadi pelindung sikut dan lutut
sudah wajib dikenakan jika ingin memacu sepeda dengan kecepatan tinggi disini. Namun
sayang track turunan ini tidak berlangsung lama. Track selanjutnya masuk ke
jalan kampung sudah dibeton rapi. Kira-kira berjarak 3 km dari jalanan kampung,
kami pun masuk kembali ke kawasan hutan Pinus dengan track jalan berbatuan yang
memaksa para GFers harus pedaling. Namun tak lama kemudian turunan landai
single track kembali kami lalui. Track ini sangat indah karena membelah kawasan
hutan Pinus.
Selesai dari kawasan hutan Pinus,
track dilanjutkan ke jalan perkampungan. Sepanjang jalan ini keindahan gunung
Merapi selalu mengoda GFers untuk sekedar berhenti melihatnya. Gowes pun
dilanjutkan masuk ke persawahan. Dengan jalan yang sempit dan banyak lubang
membuat TTB (tuntun bike) harus dilakukan. Di track sawah ini gowes menjadi
lama bukan hanya karena harus TTB dibeberapa titik tetapi para GFers banyak
yang narsis karena disini gunung Merapi terlihat jelas. Sayang peralatan
photography saya tidak mendukung untuk memaksimalkannya karena cuaca sangat
terik sehingga backlight.
Akhirnya kami pun tiba di daerah
arus lahar dingin di desa Sirahan, kecamatan Salam, Magelang. Disini masih
terlihat sisa bangunan yang hancur akibat letusan gunung Merapi di penghujung
tahun 2010. Disini masih dibangun bendungan untuk mengatasi aliran lahar
dingin. Seperti biasa sesi narsis pun dilakukan disini.
Setelah itu gowes dilanjutkan menuju
jembatan gantung Srowol yang baru saja diresmikan tanggal 26 Maret 2012,
mengantikan jembatan sebelumnya yang runtuh akibat lahar dingin dari letusan
gunung Merapi. Jembatan ini hanya bisa dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda
dua saja. Sekitar 50 meter dari jembatan ini, kami pun tiba di rumah makan Progosari.
Karena sudah jam 12:30 maka perut pun sudah berbunyi. Maka kami pun menikmati
menu makanan sambil lesehan disalah satu saung yang ada.
Satu jam kemudian kami pun
melanjutkan perjalanan menuju candi Borobudur. Kurang dari 30 menit kami pun
tiba. Karena cuaca saat itu sangat panas, maka kami pun tidak naik keatas
candi, namun cukup menikmati keindahannya dari kejauhan. Sambil beristirahat,
beberapa GFers melakukan sedikit aktraksi dengan latar belakang candi
Borobudur. Berdasarkan data GPS, kami sudah menempuh jarak 31 km dari
ketinggian 922 mdl menuju 240 mdl.
Jam 14:30 gowes dilanjutkan ke
Gallery milik Om Umar yang berjarak sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Sambil
menunggu mobil jemputan, kami pun melihat-lihat lukisan yang ada didalam
gallery. Akhirnya sekitar jam 15:30 kami pun kembali ke hotel dengan mobil
jemputan, sedangkan sepeda kami titipkan di Gallery milik Om Umar agar bisa di
loading ke truk dimalam hari.
Sampai di hotel kami pun bergegas
masuk ke kamar masing-masing untuk mandi dan beristirahat. Sore harinya kami
mengunjungi pusat perbelanjaan (plaza) yang berada di depan hotel untuk sekedar
ngemil. Malam harinya acara kuliner dilanjutkan dengan makan Kupat Tahu yang
merupakan makanan khas Magelang. Karena dirasa belum puas, beberapa GFers
melanjutkan acara kuliner di salah saru restaurant Chinesse food. Sekitar jam
21:30 kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat untuk memulihkan stamina
untuk acara gowes esok hari.
Hari Ketiga – Minggu , 13 Mei 2012
Hari ini seperti biasa aktivitas
dimulai dengan sarapan pagi bersama di restaurant hotel. Namun gerimis membuat
GFers sedikit khawatir dengan kondisi track di kaki Gunung Sumbing. Sambil
menunggu mobil jemputan semua berharap agar hujan segera berhenti. Akhirnya
hujan benar-benar berhenti saat mobil jemputan datang. Sekitar jam 07:00 kami
segera berangkat menuju titik start di Kantor Kepala Desa Kaliangkrik.
Track kali ini berjarak sekitar
14 km dengan dominasi turunan single track. Dari Kantor Kepala Desa Kaliangkrik
yang berada di ketinggian 835 mdl, masih harus ditempuh lagi dengan gowes
menuju ketinggian 900 mdl. Kondisi cuaca yang mendung dan hawa yang sejuk
sangat memanjakan kami saat itu. Kurang dari 1 km dari Kantor Kepala Desa Kaliangkrik,
kami sudah memasuki kawasan hutan pinus yang rindang. Disisi kanan kami terihat
pemandangan bukit yang indah. Namun perlu sedikit kewaspadaan disini karena
disisi single tracknya terdapat jurang. Jadi walaupun nanjak harus tetap
hati-hati agar tidak terjatuh.
Dimana ada tanjakan, situ ada
turunan. Ya, kalimat itu memang terbukti di track kali ini. Setelah gowes
nanjak kurang lebih 3 km, akhirnya giliran kami menikmati bonus turunan.
Dipimpin Ferry Badak yang dibelakang leader, maka semua sepertinya tak sabar
untuk segera rolling kebawah. Saya sendiri sampai ditinggalkan walapun sudah
teriak agar ditunggu. Alhasil acara narsis pun jadi dilupakan. Track turunan
disini benar-benar memanjakan buat yang membawa sepeda dengan travel 160 mm
keatas. Diawalin dengan turunan single track landai dan semakin lama menjurus
ke curam. Disini saya sedikit berani memacu adrenalin saya karena tracknya
lebar dan masih banyak rumput di kedua sisi track. Namun dibeberapa titik terdapat jurang disisi
kiri track. Karena kondisi track yang mengundang adrenalin ini maka rombongan
pun terpecah. Ya, karena buat para AM Warrior (sebutan buat GFers yang suka
ngebut dengan sepeda jenis AM keatas) track ini seperti surga buat mereka.
Kalau sudah seperti ini acara narsis pun jadi dilewatkan. Namun perlu
diperhatikan dalam melewati turunan disini diperlukan konsentrasi dan teknik
yang memadai disamping wajib mengunakan pelindung minimal untuk sikut dan
lutut.
Lepas dari kawasan hutan pinus,
track dilanjutkan dengan turunan landai makadam sampai akhirnya ketemu jalan
perkampung aspal. Sempat berhenti sebentar di warung untuk membeli minum, gowes
pun dilanjutkan menuju titik finish. Saat saya sampai di titik finish, waktu
baru menunjukan jam 10:30. Karena harus segera packing sepeda untuk kembali ke
Jakarta, maka untuk menghemat waktu kami pun sepakat untuk gowes menuju Hotel
karena khawatir jika sepeda loading ke truk akan memakan waktu lebih lama.
Namun dengan memutuskan gowes menuju hotel menjadi antiklimaks buat kami. Hal
ini dikarenakan kami harus gowes sejauh kurang lebih 9 km dijalan aspal yang
cenderung nanjak (dari elevasi 356 mdl ke 400 mdl).
Sekitar jam 11:30 kami pun tiba
di hotel dan langsung packing sepeda. Setelah itu kami membersihkan diri sambil
makan siang yang sudah disiapkan pihak EO dalam bentuk nasi kotak. Agar
menghemat waktu, check in ticket dan bagasi kami diurus oleh pihak EO (Om
Widhy). Jam 13:30 kami naik bus menuju Jogjakarta dengan tak lupa narsis
didepan hotel sebelum berangkat. Sampai di kota Jogjakarta sekitar jam 15:00
dan sesuai kesepakatan bersama kami mengujungi salah satu toko yang menjual
makanan khas Jogjakarta untuk sekedar membeli oleh-oleh. Setelah kami
mengunjugi Sapto Hoedjojo Gallery Boutique and Cafe, yang lokasinya tidak jauh
dari Bandara Adisutjipto. Disini selain terdapat batik (baik dalam bentuk kain
maupun pakaian jadi), kami dapat menikmati koleksi lukisan dan barang antik.
Gallery ini cukup terkenal lho karena disalah satu bagian gallery dipajang
lukisan para tokoh terkenal yang pernah mampir di gallery ini. Disalah satu
sudut gallery kami bisa melihat langsung orang yang sedang membatik. Dalam
gallery ini juga terdapat restaurant, jadi sekalian deh kami kuliner disini.
Jam 16:00 kami pun menuju Bandara
Adisutjipto. Setelah sedikit seremoni pembubaran acara gowes kali ini, kami semua
masuk diruang tunggu dan beruntung kali ini kami tidak mengalami delay.
Akhirnya jam 17:00 kami pun terbang untuk kembali ke Jakarta.
Gowes kali ini memang membuat
kami semakin lebih akrab. Ya… karena selama 3 hari kami terus bersama-sama. Dari
obrolan soal sepeda sampai konsultasi dadakan soal urusan rumah tangga pun
terjadi disela-sela event kali ini. Jadi event kali ini semakin menjadi sangat
special buat kami semua. Terima kasih semua GFers, semoga event ini menjadi
kenangan kita bersama.
Akhir kata, Go GF…. Keep
Livestrong. Bagi saya "Gowes bersama GF
terasa begitu nikmat"
Manli– GF 47
Untuk melihat photo-photo lainnya silakan klik link dibawah ini :
Hari pertama
Hari kedua
Hari ketiga