10.10.12

GOWES MERAPI 11 – 13 MEI 2012


Persiapan pun dilakukan segera. Om Tony Beckman (Tobec) langsung menghubungi EO yang kebetulan pernah menangangi beliau sewaktu gowes di Merapi tahun 2011. Bro Christian langsung hunting ticket pesawat dan saya sendiri kebagian bantu sebagai bendahara. Semua persiapan tiket, hotel, akomodasi, track sampai urusan kuliner sudah direncanakan sejak bulan Maret.  Akhirnya 22 GFers ikut dalam event kali dimana ada GFers tertua berumur 62 tahun, yakni Om Fendy Kurniawan (FK). Sekali lagi ini membuktikan bahwa gowes tidak mengenai usia. Jadi saya mulai cerita pertualangan gowes bersama GF kali ini.

Hari Pertama – Jum’at , 11 Mei 2012

Waktu menunjukan jam 10:00 ketika saya sampai di SPBU Pluit (sebelum Emporium Mall) untuk menunggu Micky (Ketua GF) menjemput saya. Sambil menunggu saya mencoba menghubunginya melalui BBM. Kurang dari 15 menit kemudia Micky sampai dan kami berdua pun meluncur ke Bandara Soekarno Hatta. Disana sudah banyak GFers lainnya sudah sampai. Dengan Polo Shirt hijau khusus GF dan bagasi sepeda yang besar, sangat terlihat jelas sekali dari kejauhan.  Sekitar Jam 11:30 kami pun mulai check in bersama-sama. Selesai check in masih ada waktu sekitar 45 menit sebelum naik ke pesawat. Seperti biasa tanpa dikomando para GFers  langsung mencari makan dan minum gratisan dengan berbekal kartu kredit dan voucher. Setelah puas makan dan minum gratis kami pun menuju ke pesawat sambil tentunya narsis (photo) sebelum masuk ke dalam pesawat. Sekitar jam 13:00 kami pun terbang menuju Jogjakarta.

Sekitar jam 14:30 kami pun tiba di Bandara Adisutjipto – Jogjakarta. Didepan pintu keluar sudah menunggu Om Umar (EO) yang akan mengantar kami untuk makan siang. Bagasi sepeda kami pun diatur oleh pihak EO untuk dibawa menuju daerah Ambarukmo. Kuliner kali ini di Rumah Makan Nyonya Suharti di jalan Laksda Adisucipto. Selesai makan kami pun menuju tempat bagasi sepeda kami. Karena sebagian sudah terbiasa maka urusan merakit sepeda pun selesai kurang dari satu jam.  Sedikit saran dari saya, sebaiknya memeriksa kondisi sepeda dengan cermat dan teliti sebelum dipacking agar tidak menemui masalah saat akan digunakan. Selain itu ada baiknya jika kita sendiri tahu cara packing sepeda agar tau urutan saat akan dirakit kembali. Banyak lho GFers yang kebingungan saat rakit sepedanya sendiri hehehehe.


Sekitar jam 17:30 kami pun memulai acara gowes dengan rute mengelilingi kota Jogjakarta. Gowes melalui jalan kampung untuk menghindari jalan raya yang sudah mulai ramai dengan kendaraan bermotor. Rute yang melewati wilayah Kotagede yang merupakan kawasan kota tua bekas wilayah kerajaan Mataram Islam. Gowes pun terus berlanjut menuju alun-alun Selatan Keraton Jogjakarta. Disini masih terdapat pasar malam. Hiasan lampu malam dengan aneka warna masih terlihat jelas disini. Sambil beristirahat kami pun kembali narsis. Puas dengan narsis di alun-alun, kami pun melanjutkan gowes menuju daerah Malioboro yang merupakan icon dari kota Jogjakarta.
Setelah narsis di Malioboro, gowes pun berlanjut ke Tugu Jogja. Tugu Jogja ini merupakan landmark dari kota Jogjakarta yang paling terkenal. Tugu yang usianya hampir 3 abad diperkirakan didirikan setahun setelah Keraton Jogjakarta berdiri. Tugu ini merupakan lambang persatuan rakyat dan penguasa kota Jogjakarta untuk melawan penjajahan. Tugu Jogjakarta ini juga sebagai penunjuk arah dari kraton ke arah puncak gunung Merapi. Secara serentak semua GFers berdiri didepan tugu ini untuk narsis.

Waktu sudah menunjukan jam 19:00. Gowes pun kami lanjutkan menuju Rumah Makan Oyot Godhong di daerah Galasari yang merupakan titik akhir rute gowes hari ini. Cukup 30 menit kami pun tiba disana dan sudah menunggu Om Umar dengan Bus dan Truck untuk mengantar kami ke Hotel Trio di Magelang tempat kami menginap. Sambil menunggu loading sepeda, kami pun makan malam bersama di rumah makan ini. Rasa lapar dan haus membuat kami semua lahap menyantap hidangan yang ada. Setelah kenyang kami pun masuk ke bus untuk menuju Magelang. Sekitar jam 22:00 kami pun tiba di hotel dan masuk ke kamar kami masing-masing untuk beristirahat.
Hari Kedua – Sabtu , 12 Mei 2012
Sekitar jam 05:00 saya terbangun. Segera saya memulai ritual pagi hari sambil menyiapkan peralatan untuk gowes ke Gunung Merapi hari ini. Helm, protector, glove, kacamata, sepatu dan yang terpenting camera untuk narsis (hehehehe). Setelah semua disiapkan saya dan Bro Christian segera menuju restaurant hotel untuk sarapan. Di restaurant hotel sudah ada beberapa GFers yang sedang menyantap hidangan. Sekitar jam 06:30 mobil jemputan sudah datang. Segera kami loading sepeda dan bersiap-siap menuju kawasan Gunung Merapi. Selama perjalanan menuju titik start gowes, terlihat jelas keindahan Gunung Merapi. Meski dari kejauhan namun kepulan asap yang masih keluar dari puncak gunung Merapi masih terlihat jelas. Sekitar satu jam kami pun tiba di titik start yang berada di daerah Deles, kecamatan Dukun, Magelang, pada ketinggian 887 mdl.



Gowes dimulai dengan track tanjakan makadam sejauh 200 meter untuk menunju ketinggian 922 mdl. Untuk menaklukan tanjakan makadam dibutuhkan teknik gowes yang tepat dan benar. Keseimbangan antara kayuhan kaki dipedal dan badan harus seirama. Jadi disarankan tidak perlu terburu-buru (ngebut) untuk bisa menaklukan tanjakan makadam.
Setelah bernarsis dikawasan hutan Pinus, gowes pun dilanjutkan dengan menu turunan single track yang berkelok-kelok dimana dibeberapa titik terdapat drop –drop kecil yang mengoda GFers untuk sekedar jumping rendah. Jadi pelindung sikut dan lutut sudah wajib dikenakan jika ingin memacu sepeda dengan kecepatan tinggi disini. Namun sayang track turunan ini tidak berlangsung lama. Track selanjutnya masuk ke jalan kampung sudah dibeton rapi. Kira-kira berjarak 3 km dari jalanan kampung, kami pun masuk kembali ke kawasan hutan Pinus dengan track jalan berbatuan yang memaksa para GFers harus pedaling. Namun tak lama kemudian turunan landai single track kembali kami lalui. Track ini sangat indah karena membelah kawasan hutan Pinus.


Selesai dari kawasan hutan Pinus, track dilanjutkan ke jalan perkampungan. Sepanjang jalan ini keindahan gunung Merapi selalu mengoda GFers untuk sekedar berhenti melihatnya. Gowes pun dilanjutkan masuk ke persawahan. Dengan jalan yang sempit dan banyak lubang membuat TTB (tuntun bike) harus dilakukan. Di track sawah ini gowes menjadi lama bukan hanya karena harus TTB dibeberapa titik tetapi para GFers banyak yang narsis karena disini gunung Merapi terlihat jelas. Sayang peralatan photography saya tidak mendukung untuk memaksimalkannya karena cuaca sangat terik sehingga backlight.



Akhirnya kami pun tiba di daerah arus lahar dingin di desa Sirahan, kecamatan Salam, Magelang. Disini masih terlihat sisa bangunan yang hancur akibat letusan gunung Merapi di penghujung tahun 2010. Disini masih dibangun bendungan untuk mengatasi aliran lahar dingin. Seperti biasa sesi narsis pun dilakukan disini.


Setelah itu gowes dilanjutkan menuju jembatan gantung Srowol yang baru saja diresmikan tanggal 26 Maret 2012, mengantikan jembatan sebelumnya yang runtuh akibat lahar dingin dari letusan gunung Merapi. Jembatan ini hanya bisa dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda dua saja. Sekitar 50 meter dari jembatan ini, kami pun tiba di rumah makan Progosari. Karena sudah jam 12:30 maka perut pun sudah berbunyi. Maka kami pun menikmati menu makanan sambil lesehan disalah satu saung yang ada.


Satu jam kemudian kami pun melanjutkan perjalanan menuju candi Borobudur. Kurang dari 30 menit kami pun tiba. Karena cuaca saat itu sangat panas, maka kami pun tidak naik keatas candi, namun cukup menikmati keindahannya dari kejauhan. Sambil beristirahat, beberapa GFers melakukan sedikit aktraksi dengan latar belakang candi Borobudur. Berdasarkan data GPS, kami sudah menempuh jarak 31 km dari ketinggian 922 mdl menuju 240 mdl.

Jam 14:30 gowes dilanjutkan ke Gallery milik Om Umar yang berjarak sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Sambil menunggu mobil jemputan, kami pun melihat-lihat lukisan yang ada didalam gallery. Akhirnya sekitar jam 15:30 kami pun kembali ke hotel dengan mobil jemputan, sedangkan sepeda kami titipkan di Gallery milik Om Umar agar bisa di loading ke truk dimalam hari.
Sampai di hotel kami pun bergegas masuk ke kamar masing-masing untuk mandi dan beristirahat. Sore harinya kami mengunjungi pusat perbelanjaan (plaza) yang berada di depan hotel untuk sekedar ngemil. Malam harinya acara kuliner dilanjutkan dengan makan Kupat Tahu yang merupakan makanan khas Magelang. Karena dirasa belum puas, beberapa GFers melanjutkan acara kuliner di salah saru restaurant Chinesse food. Sekitar jam 21:30 kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat untuk memulihkan stamina untuk acara gowes esok hari.
Hari Ketiga – Minggu , 13 Mei 2012

Hari ini seperti biasa aktivitas dimulai dengan sarapan pagi bersama di restaurant hotel. Namun gerimis membuat GFers sedikit khawatir dengan kondisi track di kaki Gunung Sumbing. Sambil menunggu mobil jemputan semua berharap agar hujan segera berhenti. Akhirnya hujan benar-benar berhenti saat mobil jemputan datang. Sekitar jam 07:00 kami segera berangkat menuju titik start di Kantor Kepala Desa Kaliangkrik.
Track kali ini berjarak sekitar 14 km dengan dominasi turunan single track. Dari Kantor Kepala Desa Kaliangkrik yang berada di ketinggian 835 mdl, masih harus ditempuh lagi dengan gowes menuju ketinggian 900 mdl. Kondisi cuaca yang mendung dan hawa yang sejuk sangat memanjakan kami saat itu. Kurang dari 1 km dari Kantor Kepala Desa Kaliangkrik, kami sudah memasuki kawasan hutan pinus yang rindang. Disisi kanan kami terihat pemandangan bukit yang indah. Namun perlu sedikit kewaspadaan disini karena disisi single tracknya terdapat jurang. Jadi walaupun nanjak harus tetap hati-hati agar tidak terjatuh.





Dimana ada tanjakan, situ ada turunan. Ya, kalimat itu memang terbukti di track kali ini. Setelah gowes nanjak kurang lebih 3 km, akhirnya giliran kami menikmati bonus turunan. Dipimpin Ferry Badak yang dibelakang leader, maka semua sepertinya tak sabar untuk segera rolling kebawah. Saya sendiri sampai ditinggalkan walapun sudah teriak agar ditunggu. Alhasil acara narsis pun jadi dilupakan. Track turunan disini benar-benar memanjakan buat yang membawa sepeda dengan travel 160 mm keatas. Diawalin dengan turunan single track landai dan semakin lama menjurus ke curam. Disini saya sedikit berani memacu adrenalin saya karena tracknya lebar dan masih banyak rumput di kedua sisi track.  Namun dibeberapa titik terdapat jurang disisi kiri track. Karena kondisi track yang mengundang adrenalin ini maka rombongan pun terpecah. Ya, karena buat para AM Warrior (sebutan buat GFers yang suka ngebut dengan sepeda jenis AM keatas) track ini seperti surga buat mereka. Kalau sudah seperti ini acara narsis pun jadi dilewatkan. Namun perlu diperhatikan dalam melewati turunan disini diperlukan konsentrasi dan teknik yang memadai disamping wajib mengunakan pelindung minimal untuk sikut dan lutut.
Lepas dari kawasan hutan pinus, track dilanjutkan dengan turunan landai makadam sampai akhirnya ketemu jalan perkampung aspal. Sempat berhenti sebentar di warung untuk membeli minum, gowes pun dilanjutkan menuju titik finish. Saat saya sampai di titik finish, waktu baru menunjukan jam 10:30. Karena harus segera packing sepeda untuk kembali ke Jakarta, maka untuk menghemat waktu kami pun sepakat untuk gowes menuju Hotel karena khawatir jika sepeda loading ke truk akan memakan waktu lebih lama. Namun dengan memutuskan gowes menuju hotel menjadi antiklimaks buat kami. Hal ini dikarenakan kami harus gowes sejauh kurang lebih 9 km dijalan aspal yang cenderung nanjak (dari elevasi 356 mdl ke 400 mdl). 

Sekitar jam 11:30 kami pun tiba di hotel dan langsung packing sepeda. Setelah itu kami membersihkan diri sambil makan siang yang sudah disiapkan pihak EO dalam bentuk nasi kotak. Agar menghemat waktu, check in ticket dan bagasi kami diurus oleh pihak EO (Om Widhy). Jam 13:30 kami naik bus menuju Jogjakarta dengan tak lupa narsis didepan hotel sebelum berangkat. Sampai di kota Jogjakarta sekitar jam 15:00 dan sesuai kesepakatan bersama kami mengujungi salah satu toko yang menjual makanan khas Jogjakarta untuk sekedar membeli oleh-oleh. Setelah kami mengunjugi Sapto Hoedjojo Gallery Boutique and Cafe, yang lokasinya tidak jauh dari Bandara Adisutjipto. Disini selain terdapat batik (baik dalam bentuk kain maupun pakaian jadi), kami dapat menikmati koleksi lukisan dan barang antik. Gallery ini cukup terkenal lho karena disalah satu bagian gallery dipajang lukisan para tokoh terkenal yang pernah mampir di gallery ini. Disalah satu sudut gallery kami bisa melihat langsung orang yang sedang membatik. Dalam gallery ini juga terdapat restaurant, jadi sekalian deh kami kuliner disini.

Jam 16:00 kami pun menuju Bandara Adisutjipto. Setelah sedikit seremoni pembubaran acara gowes kali ini, kami semua masuk diruang tunggu dan beruntung kali ini kami tidak mengalami delay. Akhirnya jam 17:00 kami pun terbang untuk kembali ke Jakarta.

Gowes kali ini memang membuat kami semakin lebih akrab. Ya… karena selama 3 hari kami terus bersama-sama. Dari obrolan soal sepeda sampai konsultasi dadakan soal urusan rumah tangga pun terjadi disela-sela event kali ini. Jadi event kali ini semakin menjadi sangat special buat kami semua. Terima kasih semua GFers, semoga event ini menjadi kenangan kita bersama.
Akhir kata, Go GF…. Keep Livestrong. Bagi saya "Gowes bersama GF terasa begitu nikmat"


Manli– GF 47

Untuk melihat photo-photo lainnya silakan klik link dibawah ini :

Hari pertama
Hari kedua
Hari ketiga

No comments:

Post a Comment