23.3.13

GOWES BROMO 09-12 MAR 2013 (BAG 2)

Sometimes, there is no next time. Sometimes, there are no second chances. Sometimes, it's now or never - KUSHANDWISDOM

Day 2 (10 Maret 2013)
Pagi ini terasa istimewa, karena setelah lama merencanakan akhirnya kami pun gowes di Bromo.

Kurang lebih pukul 7 pagi, beberapa truk datang ke Guest House tempat kami menginap untuk mengangkut sepeda dan juga kami. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam menuju ke Jemplang, yang merupakan track awal gowes di Bromo.



Gunung Bromo meripakan salah satu tempat pariwisata terkenal, bukan hanya bagi turis dalam negeri, melainkan juga turis mancanegara. Bahkan buku panduan Lonely Planet mendeskripsikan Bromo sebagai "a lunaresque landscape of epic proportions and surreal beauty, Gunung Bromo is one of Indonesia's most breathtaking sights". Tentunya, kita patut berbangga karena Indonesia memiliki alam yang seindah itu.

Sesampainya di Jemplang, maka kami pun berfoto-foto untuk mengabadikan pemandangan yang indah di tempat tersebut.


Track Jemplang merupakan track turunan dari batu-batu dan semen sepanjang kurang lebih 2,5 km yang kami lalui dengan kencang.


dan setelah melewatinya, maka kami pun sampai di padang berumput dan Bukit Teletabis yang berwarna hijau dan dinamai demikian karena mirip bukit di film Teletubbies yang berbentuk bulat-bulat.


Setelah Bukit Teletabis, sampailah kami di Lautan Pasir yang amat luas dengan warnanya yang keabuan.

Lautan Pasir juga terkenal dengan nama Pasir Berbisik, setelah adanya syuting film berjudul demikian di lokasi ini, yang dibintangi Dian Sastrowardoyo.
Disini, kami pun cukup beruntung karena kelihatannya baru terjadi hujan sehingga kontur pasir menjadi cukup padat, namun sebagian dari kami tetap menggunakan buff untuk menutupi hidung dan mulut dari pasir yang beterbangan.



Lautan Pasir dengan permukaannya yang halus serta sebagian merupakan lereng-lereng, membuat kami semua bergembira dan mencoba menuruni lereng dengan berbagai cara, standing position, dan bunny hop yang tentunya dikarenakan bila kami jatuh, terdapat permukaan yang empuk.




Di berbagai tempat kami berhenti dan berfoto-foto di track yang juga dilintasi jip 4WD serta motor tersebut untuk menuju ke Kawah Bromo. Di beberapa lokasi, keindahannya sulit dikatakan. Memang alam Indonesia penuh dengan hal yang menakjubkan.




Setelah puas menikmati dan berfoto di Lautan Pasir, sampailah kami di Kawah Bromo. Kami langsung beristirahat makan siang ditemani dengan nasi bungkus daun pisang di dekat area Pura Luhur Poten, yang merupakan pura suku Tengger yang beragama Hindu.



Sesampainya disini, tentunya tidak akan lengkap bila kami tidak naik ke Kawah Bromo. Kami pun menyewa kuda untuk menuju kaki Kawah Bromo, dan selanjutnya menaiki anak tangga menuju ke kawah.



Konon, kabarnya apabila kita menghitung anak tangga naik ke Kawah Bromo, maka ketika kita turun, jumlah anak tangga tersebut tidak akan sama dengan jumlah ketika naik. Masing-masing kami pun mencoba menghitung, dan walaupun jumlah anak tangga naik maupun turun ternyata sama, anehnya tidak ada dari kami yang sama menghitung jumlah anak tangga tersebut. Ada yang menghitung 241, 242, maupun 288 anak tangga.

Kawah Bromo merupakan kawah yang luas dan tinggi dengan aroma belerang yang semilir. Sayang di beberapa area sekeliling tempat observasi pagarnya telah runtuh, sehingga amat berbahaya bagi orang yang berdiri terlalu dekat dengan bibir kawah karena akan langsung jatuh.



Puas berfoto di Kawah Bromo, kami pun turun dan melanjutkan perjalanan melalui Widodaren dengan disertai kabut tebal yang mulai turun dan terasa dingin di kulit. Kami bergerak dengan formasi yang cukup rapat karena kuatir terpencar dan tersesat.


Akhirnya kami pun sampai di kaki tanjakan Dingklik, yang merupakan tikum (titik kumpul) untuk penjemputan dengan mobil pick up.

Melihat tanjakan Dingklik yang cukup menantang, maka saya, bro Micky Kie, bro Dedy Sky, dan Tracks Leader kami Mas Haning Khohan mencoba untuk gowes uphill.


Di beberapa tempat, tanjakannya cukup terjal dan cukup sulit, namun semakin tinggi kami gowes, pemandangan terlihat indah dan membuat kami semakin bersemangat meneruskan.


Dengan kecepatan gowes yang berbeda-beda, maka kami pun terpencar, dan terasa begitu lengang dan sepi. Ada sedikit kejadian aneh, dimana bro Micky sempat mendengar suara anak kecil, namun ketika dilihat kemanapun, tidak terlihat siapapun.
Setelah kurang lebih 4 km gowes uphill, maka pick up yang telah menjemput teman-teman lain di bawah telah kembali naik dan saya pun ikut naik di pick up tersebut untuk menuju Pananjakan, dimana bro Micky, bro Dedy, dan Mas Haning telah sampai.


Dari Pananjakan, kami pun gowes turun menuju daerah Tosari ke arah Home Stay Hj. Sri Utami tempat kami menginap. Kabut tebal yang turun disertai cuaca dingin, debu yang beterbangan, serta kelokan-kelokan yang tajam, membuat kami harus ekstra berhati-hati gowes. Di satu kelokan tajam dengan adanya pasir dan kerikil di jalanan, sepeda saya hampir kehilangan keseimbangan, namun untunglah masih bisa dikendalikan dengan baik.

Di tengah jalan, hujan pun turun membuat jalanan semakin licin. Akhirnya saya pun memutuskan naik ke pick up melanjutkan perjalanan menuju Tosari.

Sesampainya di Home Stay kurang lebih pukul 16.00, terasa udara yang semakin dingin dan berbeda dengan di kota Malang. Dengan tubuh yang basah karena hujan, satu persatu kami pun antri menggunakan kamar mandi untuk membasuh diri.

Sore itu, salah satu member GF lainnya, bro Agustinus Tjandra, turut bergabung dengan kami dari Jakarta, sehingga total member GF yang ikut gowes kali ini menjadi berjumlah 15 orang.

Setelah menyantap makan malam dengan sop ayam yang lezat buatan Bu Utami, maka kami pun berkumpul untuk briefing mengenai rencana keesokan harinya, yaitu melihat sunrise di Bromo.

Seiring dengan udara yang makin dingin dan rasa lelah yang menerpa, kami pun tidur cepat di hari itu. Kurang lebih pukul 21.00 kami pun terlelap, karena di pagi harinya kami akan bangun pukul 02.30 untuk melihat sunrise di Bromo.


Written by: Chris Wibisono - GF 71
(bersambung hari ketiga)

Untuk foto selengkapnya Gowes Bromo hari kedua klik disini

5 comments:

  1. Mantap neh Cerpen Adventurenya.... :) Jadi pengen ke sana....

    ReplyDelete
  2. mantap... tks yach christ atas cerpennya.... tks semua atas supportnya khusus bagi GF...

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Thx all buat komentarnya... cerpen lainnya menyusul :)

    ReplyDelete